Kematian Bukanlah Kehilangan Terbesar di Hidup, tetapi Apa yang Mati di dalam Kita saat Kita masih Hidup
Judul Buku : Sebelas Menit Kritis
Judul Asli : Critical Eleven
Pengarang : Ika Natassa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015
Tebal Buku : 344 halaman
ISBN : 9786020318929
Critical Eleven adalah sebuah novel karya Ika Natassa yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2015. Novel ini merupakan karya ketujuhnya setelah A Very Yuppy Wedding (2007), Divortiare (2008), Underground (2010), Antologi Rasa (2011) yang difilmkan dengan judul yang sama tahun 2019, Twivortiare (2012) yang difilmkan dengan judul yang sama tahun 2019, dan Twivortiare 2 (2014). Novel ini juga pernah masuk ke layar lebar pada tanggal 5 Mei 2017.
Dalam dunia penerbangan, dikenal dengan istilah critical eleven, yaitu sebelas menit paling kritis di dalam pesawat, tiga menit sesaat setelah melandas dan delapan menit sesaat sebelum mendarat. Karena secara statistik, 80% kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. Itu saat penerbangan rentan dengan kecelakaan. Tiga menit pertama Anya terpikat dengan Ale, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya. Setelah 5 tahun menjelang pernikahan, Ale dan Tanya dihadapkan pada suatu tragedi besar yang mengubah kehidupan mereka. Di novel ini, kisah mereka berdua diceritakan dari masing - masing sudut pandang Ale dan Tanya.
Dengan berlatarkan kota - kota terkenal di seluruh dunia seperti London dan Sydney, novel ini sukses membuat para pembaca jatuh cinta kepada para tokoh. Novel ini juga mengandung banyak amanat dan pesan moral yang bisa kita ambil sebagai pelajaran kita dalam berpasangan. Salah satunya bahwa dalam suatu keputusan yang diambil, kita harus menanggung segala resiko yang dapat terjadi. Juga, bukanlah suatu proses yang mudah untuk mendapatkan kehidupan berpasangan yang bahagia, pasti akan ada cobaan menerpa kita dalam hidup. Tetapi, dari segala pencobaan dan bentuk kehilangan dari hidup kita, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan pasti akan memberi yang terbaik bagi kita.
Dari cara penyampaian cerita oleh sudut pandang tokoh, pembaca dapat merasa seakan - akan tokoh dalam novel sedang berbicara dengan temannya sendiri. Pendalaman emosional dan perasaan para tokoh juga dapat dirasakan oleh pembaca. Yang menjadi kekurangannya yaitu novel ini terlalu banyak menggunakan istilah dalam bahasa inggris yang dapat menyusahkan para pembaca yang tidak mengerti dengan istilah tersebut. Alur yang disampaikan juga agak berbelit - belit sehingga pembaca baru dapat mengerti setelah membaca keseluruhan cerita yang disampaikan.
Dinilai dari kata - kata tidak pantas dan hal - hal vulgar terkait dengan kedewasaan, novel ini hanya diperuntukan bagi remaja dan orang dewasa diatas umur 18 tahun. Selain itu, kita dapat menemukan pelajaran - pelajaran tentang hidup berpasangan. Setelah membaca novel ini, kita dapat belajar nilai - nilai moral berpasangan dan akan memotivasi diri kita untuk pantang menyerah dalam hidup.
Jonathan Kevin Sitorus
SMPK PLUS PENABUR CIREBON